Minggu, 26 Juli 2020

Sertifikasi Halal di Negeri Gajah Putih


Halal Science Center (HSC) adalah badan sertifikasi halal yang dimiliki negara Thailand, berpusat di Bangkok.  HSC lembaga independen, tidak dibiayai oleh negara tetapi keberadaannya legal secara hukum Thailand dan kredibiltasnya diakui oleh negara dan masyarakat internasional. Menempati gedung kantor satu blok gedung sendiri. Kantor pusatnya berada di lantai sembilan, tetapi beberapa lantai di gedung itu terdapat berbagai fasilitas laboratorium sampai riset riset doktoral.

Fasilitas itu disediakan oleh Chulalongkorn University. Chulalongkorn adalah kampus terbaik di Thailand, biasanya bergantian juara 1 dengan universitas lain yaitu Chulamahidol University. Dijelaskan di publikasi HSC adalah bagian layanan masyarakat yang disediakan Universitas. Universitas ini didedikasikan kepada mendiang raja Siam Rama V. Saat pengunjung beredar di seluruh fasilitas HSC di beberapa lantai mulai dari hall ruang rapat, pameran produk, laboratorium sampai meeting room riset nuansanya sangat melayu Islami.

Tokoh sentral dari HSC adalah Prof. Winai Dahlan, warga negara Thailand keturunan Jawa, cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Meskipun keturunan Indonesia dan istrinyapun dari Pekalongan, tapi pak Winai sudah tidak bisa berbahasa Indonesia. Masih sedikit mengerti berkomunikasi dengan bahasa Jawa.

Kunjungan kami ke HSC sebenarnya tidak disengaja dan tidak direncanakan sejak dari Indonesia. Setelah hari kedua kami silaturahmi dengan komunitas masyarakat Jawa di perkampungan melayu belakang hotel tempat kami menginap barulah ide ke HSC muncul. Imam Ransan pemimpin agama di Masjid Jawa yang menawarkan kunjungan ke HSC jika Prof Winai ada waktu.

Pendamping kami mbak Fitri mahasiswa magister biologi di KMUTT, alumni UIN Maliki Malang,  yang intensif berkomunikasi untuk membuka peluang peluang kerjasama akademik pada masa masa mendatang. Semua itu pengembangan program kunjungan setelah berada di Bangkok. Program dikembangkan menjadi dua kali lipat dari kegiatan yang dirancanf dari Indonesia. Banyak yang direncanakan pada ahir Desember 2019. Covid-19 membuyarkan semua rencana program yang dirancang tahun itu dengan penuh optimisme.

Meskipun Thailand mayoritas penduduknya beragama Budha, tapi sangat sadar diri dengan potensi pasar pertanian dan produk halal. Kesadaran itu didasari pada besarnya kebutuhan produk halal dan produk pertanian dengan pasar muslim Asia Tenggara yang jumlahnya mencapai 400 juta. Posisinya yang cukup strategis bagi perlintasan masyarakat muslim baik yang berasal dari Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura, maupun yang berasal dari daratan Asia seperti Bangladesh, India dan Pakistan. Negara negara yang saya sebutkan tadi adalah potensi konsumen yang sangat gemuk untuk diabaikan.

Prof Winai dengan jeli melihat potensi dalam dan luar negeri yang sangat menggiurkan untuk dibiarkan begitu saja. Maka mulai tahun 2000 an sebelum mendirikan HSC sudah terlibat aktif dalam organisasi keIslaman di Thailand, hususnya di Bangkok rumah tempat tinggalnya. Dengan keahlian di bidang biologi, Prof. Winai mengembangkan laboratorium riset yang bisa memberikan kepastian kandungan halal pada produk makanan, obat dan minuman. Memberikan supervisi, pendampingan dan monitoring terhadap industri makanan dan obat supaya prosesnya halal. Kesadaran industri di Thailand dalam menghasilkan produk secara halal dengan standar internasional ini yang menjadikan lembaga sertifikasi halal seperti HSC diperlukan.

HSC sangat kreatif dan inovatif membaca antusiame pasar domestik maupun internasional, dukungan pemerintah dalam menggarap pasar halal internasional. Sekarang dapat dibilang riset halal di Thailand melesat cepat. Konsolidasi sumberdaya manusia yang menguasai laboratorium biologi halal tersedia berlapis lapis. Doktor dan calon doktor yang direkrut dan riset di laboratorium HSC mempunyai target yang jelas dan terukur, di tengah sedang berkembangnya industri halal internasional.

Pasar halal internasional internasional 150-200 miliar US$ dengan laju pertumbuhan 6,3 persen setiap tahun selama kurun waktu 2013 sampai dengan 2018. Dalam pandangan Thailand, ekonomi Halal dibagi menjadi tiga kategori yaitu makanan halal, pariwisata halal dan keuangan halal.

Thailand dan terutama HSC sadar betul dengan potensi konsumen produk halal yang besarnya mencapai 1,8 milliar orang atau sekitar 25 persen dari seluruh populasi penduduk dunia.

Kelurahan Sangaji Ternate
26 Juli 2020
#77

1 komentar:

  1. Bener iku, mayoritas non Islam harus Ada labelisasi halal, justru yg aneh itu indonesia, mosok mayoritas Islam kok masih Ada labelisasi halal, harusnya itu ya benar, labelisasi haram

    BalasHapus