Waktu pertama kali kerja di
kantor, cie, walaupun tugasnya tukang ketik, ngepel dan jaga kantor, ada
komputer yang buruk rupanya tapi besar jasanya. Komputer IBM warisan dari proyek
Ford Foundation program Perhuatanan Sosial (Social
Forestry).
Komputer ini asset paling
berharga. Bandel, kuat dan tahan banting, casingnya baja tebal, warnanya
cenderung kuning gading karena terpapar asap rokok dan kesenggol kopi. Komputer
ini tidak pernah mati dari pagi sampai tengah malam. Pemakainya bergantian.
Semua pekerja di kantor punya kesempatan yang sama untuk memakainya. Komputer ini
baru mati kalau penghuni kantor sudah masuk ke peraduan, tidur di atas meja
atau pulang ke kos.
Setelah cukup lama melayani tugas
kantor, tugas IBM agak berkurang dengan kedatangan teman temannya yang lebih
canggih, lebih cantik dan lebih berwarna. Kantor tiap tahun dapat program
kerjasama dengan funding PLAN Internasional, The Terre Des Homes dan Dinas
Sosial. Tahun kedua bisa beli 2 komputer baru yang sudah bisa windows ms
office. Sebelumnya pakai program word
perfect dan wordstar. Sebelum mengetik wordstar harus diaktifkan dengan DOS
(Disket Operating System).
Sejak ada komputer baru, PC IBM
jarang dipakai lagi, akibatnya sering rusuh, tiba tiba ngadat. Saking seringnya
diserviskan suatu saat abang tukang servis menyerah. Dia bilang : pak ini ada
teknologi yang cocok dengan PC ini. Alhamdulillah, bisa memperpanjang
fungsinya, dalam hatiku, menanggapi serius. Caranya? Dia bilang: dimasukkan di
ruang ber AC dibakarkan dupa dan ditaburi bunga. Asem.
Kantor kami bukan kantor asli,
rumah tinggal yang disulap jadi kantor. Baru sekali itu tinggal di Surabaya,
semuanya dari desa. Rumah itu biasa saja untuk ukuran orang kota, tapi bagi
kami itu sudah terbaik dibandingkan rumah kami di desa, yang lebih layak
disebut gubuk, rumah bambu dengan dinding anyaman (sesek). Walau kantor kami
sederhana di pojok Ketintang gang buntu bernama Nirwana. Tapi semangat kerja
kami yang terbaik. Idealisme orang desa yang berkesempatan membangun masyarakat
urban, masyarakat miskin perkotaan.
Sebagai anggota paling yunior
diantara 5 teman laki laki yang kerja sekantor, banyak enaknya. Setiap abang
abang beli makan pasti saya kebagian. Kalau ada masalah semuanya bantu. Karena satu
satunya yang masih kuliah, sering dapat permakluman. Dua puluh empat jam di
kantor memberi kesempatan banyak belajar. Otak atik komputer sendiri. Walaupun masih
kuliah, sudah diajari kakak kakak senior bikin proposal, membuat materi
pelatihan pemberdayaan masyarakat, diajari administrasi keuangan kelompok
swadaya masyarakat, membuat modul, silabus pelatihan. Belajar sambil bekerja
sama banyaknya dengan yang didapatkan di bangku kuliah. Belajar siang malam.
Pendampingan masyarakat kota
surabaya di masa menjelang reformasi lebih banyak dilakukan di malam hari. Para
relawan di kampung kampung yang berperan sebagai pekerja sosial, biasanya
pekerja kantoran pada siang harinya. Masyarakat kota lebih mudah hadir dalam
kegiatan pertemuan dan pembinaan di malam hari. Ini memudahkan saya kuliah di
pagi hari. Kalau nasib lagi baik, dimudahkan saja jalannya. Alhamdulillah.
Komputer IBM ini pula yang
membantu saya membuat kolom kolom jurnal akuntansi keuangan, sangat efektif dan
membantu belajar akuntansi saat kuliah di program profesi perbankan syari’ah. Sebagai
generasi X yang hidup di zaman mesin ketik, sangat bersyukur berkenalan dengan
komputer disket DOS, program Wordstar dan Lotus 123. Pada saat teknologi IT
masuk ke dunia generasi saya, generasi petromaks, sandal lily, tidak terlalu
sulit menyesuaikan.
#67
Jaman itu aku baru bisa menikmati radio Cawang, menemani mancing keting malam malam saat air pasang.
BalasHapusBatereine dipepeh sering sering pak ben awet hehehe
BalasHapusBagi saya, PC IBM dan DoS, sangat berarti dan berkesan bagi saya. Bahkan mesin Tik manual yg ribut, turut berjasa menyelesaikan tugas2 saat S2. Untuk IBM apalagi, dialah yg berjasa bagi naskah tesis saya di tahun 1995-1997.
BalasHapusBerarti pengalaman kita sama pak Doktor Hamzah. Kita generasi mesin ketik.
BalasHapusOh iya pak doktor. Saya cukup mahir mengetik menggunakan mesin tik, bahkan membongkarnya, jika macat atau ada yg rusak, saking terbiasanyavdgnnbarang itu.😄
Hapus