Minggu, 28 Juni 2020

Tugas Pertama


Pesawat Batavia Air mendarat dengan mulus di bandara Baabullah, saat mentari sinarnya masih hangat. Perjalanan 7 jam transit di bandara Hasanuddin, dimulai dari Surabaya setelah isya’. Penerbangan terjauh yang pernah di tempuh, di tempat asing yang namanya dikenal dari buku sejarah kelas 4 SD. Ternate dan Tidore. Dua nama kesultanan yang urutan pengucapan seperti satu nama, apalagi bagi orang yang baru terbang ribuan kilometer dari rumahnya.

Hari itu Senin, 22 Juli 2010. Surat Tugas mengantarkan ke tempat yang asing, tak satupun dikenal, hanya berbekal telpon dari Jakarta, anda sudah bisa bertugas di STAIN Ternate, datang saja semua urusan akan diselesaikan di sana. Yang memerintahkan pun tak pernah dikenal, hanya tau nama dan ingat suaranya. Tujuannyapun di tempat yang tidak dikenal sama sekali. Tahu kalau ada perguruan tinggi Islam negeri juga setelah berselancar di Yahoo.

Dengan terkagum kagum menikmati kombinasi laut dan gunung yang batas pantainyapun berlekuk indah. Siapapun yang baru datang mendarat di Bandara Babullah akan terpesona dengan pemandangan 30 menit menjelang mendarat. Melintasi atas pulau Moti, Maitara sampai dengan Tidore. Tak henti henti tustel mengabadikan momen momen langka dari udara. Oh inikah jazirah negeri para raja, jaziratul Mulk, Maluku Kieraha. 

Kesan mendalam semakin terasa khidmat, sebab sejak selesai shalat subuh di pesawat, senantiasa terdengar alunan murotal Syekh Misyari Rashid, surat al Mursalah sampai surat al Qiyamah diputar berulang ulang melalui earphone MP3. 

Sepanjang pengalaman hidup, kita sering menemukan momen kebetulan. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang kebetulan, Tuhan adalah perencana terbaik. Kebetulan perspektif manusia yang pengetahuannya terbatas, sering tidak dapat mengenali saling keterhubungan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain. Membaca tarikh kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di masa kecil memberikan kesan yang mendalam, tidak menduga bahwa tempat itu menjadi rumahnya dalam waktu yang lama. Seperjalanan dari Surabaya juga ternyata ada teman, yang akhirnya menjadi karib paling dekat untuk selamanya. Sebelum dibacakan nama lokasi tugas, di dalam pikiran sudah keluar nama Ternate, diantara nama nama penugasan lain, Palembang, Bandung, Serang, Gorontalo dan Jayapura. Manusia yang lemah memahami semua itu sebagai kebetulan.

Hari hari pertama dipenuhi dengan perasaan takjub pada aneka pemandangan, logat bahasa yang berbeda dan beragam. Allah maha baik, dalam tempo satu jam sudah bertemu saudara yang mengurus semua hal, menyediakan tempat tinggal, membesarkan hati. Langsung perasaan seperti di rumah sendiri. Di lingkungan yang asing dan terasing kita dipersaudarakan lebih cepat dan lebih dekat dibandingkan kerabat famili sedarah.

Selalu terngiang nasihatnya, hijrahlah, merantaulah niscaya kau akan bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam penugasan pilihlah di pusat atau paling jauh dan pinggir, jangan memilih yang tanggung, karena kontribusimu tidak akan jelas. Tidak ada alasan untuk meninggalkan derma bakti pada bumi pertiwi, karena yang memerlukan justru berada di tempat tempat yang orang tidak mau datang. Karena engkau telah memuliakan mereka, yakinlah Tuhan akan memuliakanmu. 

Para pendakwah dari Hadramaut, para sayyid telah datang ke pulau pulau yang dimuliakan Allah dengan mengajarkan Islam dengan sepenuh hati. Menikahi putri putri setempat, melahirkan keturunan yang salih salihah di wilayah kesultanan yang gemahripah lohjinawi. Dilimpahkan kemakmuran melalui rempah rempah, cengkih, kayu manis dan pala. Maka penugasan yang dirasakan sebagai petaka pada awalnya, akhirnya menjadi berkah yang tak terkira.

Gunung Gamalama merupakan kekaguman pertama bagi yang pertama kali datang. Keluar dari gerbang bandara Babullah gunung terlihat agung karena kakinya menjuntai sampai di pagar landas pacu bandar udara. Siapapun tidak bisa tidak langsung takjub, karena menjulang dan tebing dasar kaki gunung sudah mengintimidasi di depan mata.

Tertulis pada catatan hari kedua, rasa kagum pada bangunan kedaton di lereng atas Gamalama. Istana berwarna kuning gading, kokoh menjulang diapit pepohonan. Sejarah lampau yang tertahan di ketinggian dalam kesepian. Ada dua makam di lantai dasar teras kedaton. Istana yang fungsinya seperti vila tempat kerabat istana beristirahat atau menjelejah hutan hutan yang lebih tinggi lagi ke arah puncak. Istana yang jarang digunakan, tanpa penjagaan, terpelihara bersih, meskipun penampilannya tidak bisa menyembunyikan dari usianya.

Penugasan pertama yang istimewa. Mengampu bidang studi kajian yang sedang tumbuh, menyimpan kegelisahan sekaligus primadona baru dalam kajian keislaman, yaitu perbankan syari’ah dan ekonomi syari’ah. Masa ketika dukungan negara dan perundang undangan masih lemah terhadap eksistensi ilmu ekonomi syari’ah dan lembaga keuangan syari’ah. Dengan idealisme yang tinggi bertemu realitas yang tidak sepenuhnya berpihak pada ekonomi syari’ah, tidak jarang meninggalkan frustasi.

Rencana Allah Swt., sering lebih indah dari imaginasi hambaNya. Satu tahun kemudian gairah industri keuangan syari’ah sedang mekar mekarnya. Even even keuangan syari’ah marak. Lembaga lembaga keuangan syari’ah yang berpusat di Jakarta sedang gencar survai studi kelayakan pendirian lembaga keuangan syari’ah. Pemerintah kota Ternate pun dengan optimisme tinggi membuka bank syari’ah. Keputusan yang sangat tepat, karena di tahun tahun berikutnya pengembangan dan pendayagunaan asset pemerintah kota dapat berkembang berkah dari kehadiran bank syari’ah. Bisnis apotik, percetakan, rumpun laut, pasar retail, dhuafa center dan 8 usaha lainnya berkembang karena hadirnya Bank Syari’ah Ternate. 

Lembaga lembaga keuangan syari’ah lainnya pun bertumbuhan bagai cendawan di musim hujan. Studi studi ekonomi syari’ah pun bermunculan baik di perguruan tinggi Islam maupun di perguruan tinggi umum. Semula mahasiswa ekonomi syari’ah berjumlah puluhan, sekarang sudah ribuan. Dari satu program studi sudah menjadi puluhan program studi, termasuk yang menggunakan istilah konsentrasi ekonomi syari’ah. Dan pertumbuhan pun sedang berlangsung, ekonomi syari’ah sedang melebarkan sayapnya ke sektor non keuangan, ke sektor riel, pasar syari’ah, industri halal, wisata syari’ah dan bisnis syari’ah lainnya. 

Tuhan punya rencana bagus, indah dan brilian, penugasan pertama di tempat yang potensial tumbuh berkembangnya cita cita dan visi ekonomi syari’ah. Dia sudah merencanakan kesempatan pada hambaNya berkontribusi dalam kepengurusan propinsi di Majelis Ulama’ Indonesia, Lajnah Falakiyah, Jam’iyah Nahdhatul Ulama’, Ikatan Ahli Ekonomi Islam, Masyarakat Ekonomi Syari’ah dan Dewan Masjid Indonesia. Memberi kesempatan berharga menjadi Dewan Pengawas Syari’ah Bank Syari’ah Ternate. Masih banyak misteri misteri kehidupan yang memberi kesempatan pada kita untuk memberikan kontribusi terbaik kita buat masyarakat. Tugas yang diterima dengan ikhlas dan niat yang lurus, insyaAllah membahagiakan dunia akhirat.

6 komentar: