Jumat, 26 Juni 2020

Memasarkan Gagasan


Ada banyak alasan orang untuk menulis. Bisa puluhan bahkan ratusan tujuan orang untuk menulis. Dari tujuan yang bersifat umum sampai tujuan yang bersifat spesifik. Dari tujuan yang sangat pragmatis sampai tujuan yang idealis. 

Menulis adalah cara efektif memasarkan gagasan, memasarkan diri. Tulisan akan membentuk citra kita, menulislah maka kau ada. 

Menulis dengan tujuan marketing, adalah menulis dari tujuan pragmatis menuju idealis. Melalui tulisan yang konsisten, akan membentuk citra di benak pembacanya. Melalui tulisan yang konsisten, orang mengenal Prof. Rhenald Kasali sebagai ahli ekonomi yang menawarkan gagasan baru yang mampu mentransformasikan masyarakat menuju kondisi yang lebih baik, sehingga dia dikenal sebagai ahli ekonomi yang mentransformasi, ahli perubahan. 

Dahlan Iskan pada saat menjabat direktur PLN melihat persoalan yang berat dalam membangun budaya perusahaan yang baik, corporate good governance. Sebagai perusahaan plat merah, citra PLN sangat buruk. Keluhan :  listrik byar pet, pelayanan lambat, antrian pelanggan sampai berjuta juta panjangnya, ada  pungli,  tarif mahal, banyak kebocoran tegangan dan seterusnya. 

Untuk mengurai benang kusut PLN, Dahlan Iskan setiap hari menulis di websitenya “CEO Notes”. Tulisan Dahlan adalah caranya memberdayakan karyawan PLN melalui visi dan harapan yang disampaikan dalam bentuk artikel, essai. Apa yang menjadi arah dan tujuan kepemimpinannya dapat terkomunikasikan dengan kepada seluruh karyawan, masyarakat dan pemerintah melalui CEO Notes. Dahlan memperbaiki manajemen PLN dengan tulisan. Melalui CEO Notes, masyarakat mengenal Dahlan tidak hanya wartawan dan pemilik Jawa Pos, tapi juga citra ahli manajemen perusahaan yang handal.

Cara yang sama dia lakukan saat menjabat menteri  BUMN. Dahlan ingin memproduksi harapan, menumbuhkan harapan melalui tulisan berseri di "Manufacturing Hope". Melalui tulisan tulisan yang konsisten maka image orang terhadap Dahlan terbentuk. Wartawan tanpa koran, tapi tulisannya banyak ditunggu dan dikutip. Melalui Manufacturing Hope, Dahlan mampu memasarkan dirinya bukan hanya ahli manajemen perusahaan. Dahlan dikenal sebagai orang yang ahli menyelesaikan masalah masalah besar di perusahaan milik negara. Orang orang yang dipromosikan secara tidak sengaja, kemudian menjadi orang orang hebat dan dipakai di pemerintahan, salah satunya Ignasius Jonan, salah satu menteri dalam kabinet presiden Jokowi di periode pertama. 

Emha Ainun Najib, Cak Nun atau mbah Nun dikenal sebagai budayawan sejak tahun 70 an karena tulisan tulisannya yang produktif. Nilai nilai agama yang disuarakan dalam kemasan kebudayaan. Kritis, menggelitik dengan bahasa yang meliuk liuk namun mengena di hati masyarakat dari lapisan bawah sampai atas. Bahasanya yang kadang nakal, menusuk, apa adanya, sehingga sempat disebut Kyai Mbeling. Citra mbah Nun menguat terus sesuai dengan kedalaman dan ketajaman  tulisan tulisannya. Kalau saja Mbah Nun tidak menulis, mungkin citra budayawannya sudah luntur, mungkin lebih tepatnya sebagai seniman atau Kyai Mbeling. Tulisan tulisannya mentahbiskan diri sebagai budayawan yang eksis pada era tujuh presiden. Tulisan tulisan Mbah Nun yang dengan lincah memasarkan penulisnya. Tulisan yang masih segar dibaca sampai puluhan tahun kemudian.

Melalui tulisan kita akan dikenal dan dikenang sebagai apa. Siapakah diri kita tidak bisa diwariskan, maka tulisan bisa memerankannya. Orang tidak tahu apa kendaraanmu, orang lupa apa jabatanmu. Orang tidak tahu seberapa luas sawah ladangmu, sebagus apa rumahmu. Semiskin apa hidupmu, seberapa parah penderitaanmu. Pembaca sekarang atau pembaca nanti akan mengenal siapa kamu dan pikiran pikiranmu dari tulisanmu.

Seorang sahabat telah berpulang ke pangkuan Nya, meninggalkan banya karya non tulisan. Sayangnya  satu buku saja yang diterbitkan, selebihnya tidak banyak tulisan baik di koran, majalah jurnal atau website. Di  perpustakaannya ratusan atau ribuan buku tertata rapi, sebagai bukti almarhum hobi membaca. Dari kitab kitab besar di bagian atas, mata saya tertarik dengan 3 jilid di bagian bawah, masing masing setebal 15 cm. Judulnya : makalah S2, S3 dan Posdoctor. Sayang kalau tulisan tulisan ini berhenti di rak buku, tak pernah dipublish, tidak diketahui banyak orang. Kemudian perlahan waktu akan menghisapnya dalam kehampaan, gagasannya, ide ide monumentalnya mengikuti pemiliknya, pergi untuk selamanya.

Senyampang, masih banyak kesempatan. . Eksposelah gagasanmu. 

8 komentar:

  1. Ciri ciri orang ekonomi nya langsung kelihatan.. keren pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nunggu tulisan Bu Adi tentang suku Togutil atau suku mata biru, belum muncul kase ini dulu.

      Hapus
  2. Alhamdulillah, masih edisi latihan Ustadz. Latihan jualanπŸ˜€πŸ‘

    BalasHapus
  3. Semoga dengan semangat menulis, bukan hanya mempomosi diri & gagasan, tetapi sudah memperbaiki pemahaman dan lingkungan sekitar kita. πŸ‘Œ

    BalasHapus
  4. InsyaAllah pa Dr. Nirwan. Simbiosis mutualisme. Mudah mudahan kepala suku Toboleu Puncak juga selalu produktif. Win Wai. Syukur ep epπŸ‘

    BalasHapus
  5. Sangat menginspirasi, sejak membaca tulisan pak doktor kayax harus mencoba. Sebelumx hanya membuat berita.

    BalasHapus
  6. Ayo pak Bam. Sudah punya dasar, sudah ada bekal. Lebih mudah mengembangkan dan melanjutkan. Bisa ditularkan ke teman2 seangkatan tugasnya lewat blog, kelasnya jadi bermutu dan keren.πŸ‘πŸ˜

    BalasHapus