Minggu, 21 Juni 2020

Profesor Anti Covid-19


Sabtu siang waktu Ternate berkesempatan satu panel dengan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, sebagai pemateri dalam webinar nasional. Sosok yang sangat menasional karena kiprahnya dalam memajukan pendidikan tinggi. Orang yang sangat berjasa dalam mengubah STAIN Malang menjadi The Best. Satu satunya perguruan tinggi negeri yang naik tiga level sekaligus dari STAIN Malang menuju UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 

Pendobrak yang bukan hanya kuat di bidang akademik, tetapi juga bidang manajemen pendidikan, sufisme dan bidang lain, sosok yang multi talenta. STAIN Malang, perguruan tinggi yang semula tidak dikenal, berada di perkampungan padat dan sempit di daerah Gajayana Malang, dalam waktu 16 tahun telah ditransformasikan menjadi UIN nomor satu di Indonesia, pelopor perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri sebagai tujuan studi mahasiswa asing. Saat ini telah menerima studi mahasiswa dari 34 negara. Pencapaian yang tidak biasa. 

Pengembangan pendidikan tinggi tidak ada batasnya, semua yang baik baik boleh dilakukan oleh perguruan tinggi, apalagi hanya alih status atau lompat status menjadi Universitas Islam Negeri, sangat boleh. Yang tidak boleh hanya menjual atau membakarnya. Nasehat yang selalu disampaikan kepada perguruan tinggi di daerah daerah supaya berkiprah lebih. Tidak ada yang mustahil, jika mau mengerjakan. Prof Imam tidak berbicara hanya di level teori, tapi sudah membuktikan sendiri.

Setelah hampir sepuluh tahun tidak lagi menjadi rektor, terlihat energinya masih cukup kuat.  Berbicaranya lantang, materinya padat berisi, disiplin waktu, dan tidak terlihat penurunan performa kecerdasannya. Meskipun paling senior sebagai pembicara, tapi respek dan penghargaan kepada para yuniornya sangat terlihat. Ingatannya masih sangat kuat, memperhatikan dengan serius siapapun yang bicara dan tiga jam di depan kamera.

Prof. Imam adalah pribadi yang disiplin dan berdedikasi, termasuk dalam litarasi. Beliau pernah menulis terus menerus tiap pagi selama empat tahun tanpa jeda. Setiap hari setelah subuh beliau menulis 1 artikel atau essai bebas. Semua itu dilakukan pada saat sibuk sebagai rektor dan puluhan jabatan yang melekat karena kepakarannya.

Seperti Gus Mus, Kyai Musthofa Bisri, Prof. Imam adalah generasi senior yang cepat sekali menyesuaikan teknologi informasi. Bila Gus Mus menyimpan banyak karya muslim klasik, kitab kitab gundul di gadget, Prof Imam juga memanfaatkan menulis di manapun berada dan ada kesempatan di gawai. Menurut orang orang terdekat, Prof Imam paling cepat memiliki dan belajar menggunakan gawai terbaru. Semua dalam rangka menunjang kerja profesional dan disiplinnya menghasilkan karya tulis. Bila orang sealim dan sesibuk Prof Wahbah Al Zuhaili setiap hari menghasilkan satu buku, menurut cerita Kyai Hasyim Muzadi, maka Prof Imam berusaha setiap hari ide dan pemikirannya tertulis minimal dalam satu karya.

Setiap hari masih menulis membuat kekuatan ingatan terpelihara, lancar berbicara, dan setiap yang disampaikan padat informasi dan penuh hikmah. Semua yang dituliskan terekam rapi dalam ingatan, setelah terkespose dalam tulisan. 

Selama 3 bulan pandemi Prof. Imam salah satu akademisi dan ulama’ yang tetap menyelenggarakan ibadah normal seperti sebelum pandemi. Sholat fardhu lima waktu, sholat tarawih, sholat jum’at dan Idul Fitri. Bukan berarti beliau tidak tahu hukum dan melawan hukum. Tindakannya sangat terukur dengan patuh pada pemerintah maupun fatwa Majelis Ulama’ Indonesia, karena beliau salah satu penasehat MUI. Rahasia yang dibagikan kepada peserta seminar supaya tetap selamat dari Covid 19 adalah dengan meletakkan batin kita di rumah Allah.

Ada 3 rumah yang dimiliki oleh manusia, rumah pribadi, rumah komunitas dan rumah Allah. Rumah pribadi adalah rumah yang kita tinggali. Rumah cepat rusak bila tidak ditinggali karena rumah pribadi tempat tinggalnya jiwa. Orang yang pergi dari rumah dalam falsafah Jawa sebutannya jelek, minggat (pergi dari rumah), mbambung (tuna wisma). Rumah komunitas adalah masjid, tempat ibadah bersama yang menggabungkan kesalehan individual dan kesalehan sosial. Rumah Allah (Ka’bah) adalah tempat yang aman bagi batin manusia pasti terlindung dari Covid-19, terlindung dari godaan syetan dan terlindung dari api neraka.

Cara untuk menghubungkan batin orang orang beriman adalah dengan meletakkan ingatan kita di bayt Allah. Setiap memulai sholat ingatan musholin diletakkan di rumah Allah maka jiwa orang orang yang meletakkan ingatannya terlindungi dari segala mara bahaya. Jama’ah 200 keluarga yang beribadah selama 3 bulan pandemi di masjid komunitas yang dibina oleh Prof. Imam tidak pernah mengalam masa new normal. Jama’ah dalam satu lingkungan masjid beribadah normal sepanjang masa pandemi dan pasca pandemi dengan menerapkan wejangan yang diajarkan Prof. Imam. Tentang Bayt Allah sebagai tempat perlindungan batin, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw.

Banyak hal yang bisa ditulis dari pribadi maupun keilmuannya, keteladanan dan ketekunannya, pemikiran dan gagasannya, karya dan capaiannya. Yang paling penting, tidak ada kamus senja usia dalam hidupnya, semangat berbuat, belajar dan mencari masih menyala nyala mengalahkan yang muda.

2 komentar:

  1. Sosok ulama yg luar biasa tetap berkhidmat pada umat Semoga Allah senantiasa memberikan umur yg panjang serta kesehatan amiin

    BalasHapus