Kamis, 04 Juni 2020

MENGAPA MENULIS LAGI?


Menulis, mengajar, ceramah, menjadi narasumber adalah spirit memberi. Kran tidak dapat mengeluarkan air jika  tidak ada isinya dan tidak terisi.

Membaca, yang tersirat dan tersurat, mendengarkan kuliah, mengikuti seminar, sarasehan, peserta worksop, menonton youtube, menyimak tutorial dan lain sebagainya adalah spirit menerima.

Berpikir, mengolah, merefleksikan pengetahuan yang kita serap adalah memberi nilai tambah terhadap pengetahuan yang kita terima.

Air panas ditambahkan daun teh menjadi minuman teh yang menyegarkan. Kopi gayo digrinding dengan takaran yang pas, diseduh denga air panas, meningkatkan konsentrasi. Bersama air, parutan kelapa, ketan, dan gula merah dipanaskan menjadi dodol legit yang mengenyangkan. Air yang diolah bersama bahan lainnya menghasilkan formula baru, memberi nilai tambah pada air.

Bejana yang diisi terus menerus maka airnya akan tumpah, bila tak ada celah bejana akan pecah.

Para penikmat bacaan, pemburu pengetahuan, orang yang haus ilmu, pasti mencari terus literatur bermutu. Mengagumi gagasan dan tulisan yang bagus, tersentuh dan terinspirasi. Mengapa inspirasi tidak membuat kita tergerak untuk melakukan. Mengapa hanya berhenti sampai mengagumi dan menshare tulisan bagus atau pengetahuan baru yang kita anggap menarik.

Berhenti hanya sampai mengagumi dan menshare saja, berarti belum memberikan nilai tambah buat kita. Tidak mengubahnya menjadi tindakan dan tulisan berarti belum berorientasi pada spirit memberi.

Kita harusnya mengagumi otak dan daya nalar yang dianugerahkan Tuhan. Semakin otak sering digunakan, semakin berkembang kemampuan menyimpan dan menalar. Saat kita terus menerus menulis, ide, variasi kata dan kalimat yang keluar semakin kaya dan semakin bervariasi dengan sendirinya.

Pikiran menjadi cerewet dan banyak maunya, menderas jika kita biasakan menulis. Antusias kadang datang dengan sendiri akibat kebiasaan menulis. Simpanan pengetahuan yang tertutup berlapis lapis memori bermunculan saat antusias. Lapis demi lapis memori ingatan yang muncul membentuk gagasan baru yang terangkai terus menerus.

Apakah ada kalanya anda tidak ingin berhenti menulis? apa saja yang ingin dituliskan tiba tiba datang bertubi tubi.  Kesempatan itu akan datang bila kita membiasakan menulis setiap hari. Dan akan semakin kaya dan canggih bila diimbangi dengan membaca yang konsisten.

Menulislah dari hal yang paling di kuasai. Menulis dengan cara bebas, free writing. Jika bersepeda lancar, maka belajar sepeda motor akan lebih mudah. Belajar sepeda angin menggunakan sepeda motor, akan menghasilkan trauma, ahirnya tidak bisa naik dua duanya. Banyak terpelajar yang tidak belajar menulis berjenjang, dari menulis bebas lancar menuju menulis serius dan berat.

Doktor kok tulisannya tidak berkualitas. Si Doktor makin hati hati, takut salah, takut mencemarkan titelnya, makin senior makin hati hati menulis. Kalau tidak karena kewajiban, tidak menulis. Lambat laun makin pelit menulis. Ilmunya berkembang, nyali menulisnya mengkerut. Keilmuannya berkembang, tapi keterampilan menulisnya menghilang. Semakin pandai dia berbicara, karena makin luas bacaan dan pengetahuannya. Karena ilmunya tidak diikat dalam tulisan, semakin lama semakin lantang dan keras dia berkhutbah, tapi hanya mengulang yang itu itu saja.

Ilustrasi di atas terjadi pada sebagian masyarakat terpelajar yang punya masalah dengan kemampuan menulis. Sangat diperlukan tulisan bagus dengan standar penulisan yang baku. Tembok yang menghambat mental kelancaran menulis dan labirin yang membatasi kreatifitas menuangkan gagasan harus dihilangkan dulu. Menulis lancar sebaiknya menjadi prioritas, sebab menulis bagus sudah dikerjakan dunia akademik.

Di alam modern, nyaris tak ada profesi yang tidak menuntut kemampuan menulis yang baik. Persoalan rendahnya minat membaca bangsa ini masih ditambah lagi dengan rendahnya minat menulis. 

8 komentar:

  1. Suka sekali paparannya mengalir dan menginspirasi. Keren Pak Doktor, nasihat menggigit namun tidak menyakiti. Terima kasih, atas argumentasi logis yang realistis untuk segera menulis

    BalasHapus
  2. Terimakasih Ustadz.
    Menebar optimisme melalui tata kata dan tata tanda baca. Sambil terus menyemangati diri.

    BalasHapus
  3. Kombinasi ide dan kritik yang renyah ustadz.... Kata orang Makassar "Akkasia'i."

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Disanding dengan air guraka dan pisang bulu bebek

      Hapus
  5. Asal jangan air panas.tambah teh jadinya kopi pak doktor

    BalasHapus