Kamis, 24 September 2020

Wakaf : Sedikit Demi Sedikit Lama Lama Menjadi Bendungan

 

Oleh Syaifuddin



Uang 50 ribu berguna untuk makan dua kali atau tiga kali. Uang satu juta cukup untuk modal usaha jualan pecel atau bubur ayam dengan perlengkapan ala kadarnya. Atau cukup untuk modal jualan nasi boran di sudut perumahan. Dengan 50 ribu bernilai, tapi sekedar untuk keperluan sesaat. Dengan  satu juta cukup untuk modal awal dan berkembang bila dikelola dengan baik dan terencana untuk terus berkembang. 


Usaha dari satu juta yang berkembang bisa akan menjadi jaringan usaha yang luas jika dikelola oleh jiwa kewirausahaan. Seperti halnya jaringan waralaba Mc Donald yang berkembangn menjadi usaha multinasional dengan aset triliunan rupiah. Usaha diwariskan dari generasi ke generasi bisa naik bisa turun. Sebesar apapun usaha, sesukses apapun bisnis, sedikit sekali yang dapat bertahan lewat dari 200 tahun.


Ribuan bisnis mengalami penurunan setelah generasi pertama tiada. Jutaan bisnis merosot setelah sekali berkembang pesat. Lebih banyak lagi bisnis yang bahkan mati sebelum berkembang. 


Lima puluh ribu yang dikumpulkan setiap bulan dari 6.250  kaum muslimin yang meniatkan untuk wakaf akan membuat perbedaan signifikan. Tidak hanya cukup makan untuk tiga kali sehari atau untuk usaha bisnis jualan bakso, gorengan atau nasi kuning untuk sekian ribu orang.


Dalam mengelola wakaf jangan hanya melihat kecilnya nominal yang terkumpul. Yang penting partisipasi dan massifnya dukungan. Gerakan wakaf itu seperti membendung sungai. Dari aliran kecil kecil sumber air di bawah jutaan pohon mengalir menjadi bendungan raksasa dengan dayaguna besar. Gemricik air fungsinya sederhana, tetapi saat menjadi bendungan besar dapat menjadi sumber kehidupan ribuan hektar tanaman, dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan pembangkit listrik tenaga air. Gemricik air yang menjelma menjadi bendungan akan meningkatkan manfaatnya lebih besar. 


Demikian pula wakaf umat, sepuluh ribu setiap jum’at bisa menghasilkan milyaran. Seperti yang dilakukan seorang Nadhir dalam wakaf sepuluh ribuan. Awalnya banyak yang menganggap sebagai trik marketing dan tidak serius, gimick saja. Setelah dihitung dengan benar, ternyata  dalam dua tahun bakal terkumpul 10 milliar, insyaAllah dapat mengakuisisi masjid beserta lahan pendukung.


Pada pekan pertama terkumpul 45 juta, kalau tercapai targetnya 10 ribu muwakif, terkumpullah miniman 100 juta setiap pekan. Kalikan dengan 100 pekan dalam dua tahun (itungan tepatnya 108 pekan), dalam waktu dua tahun terkumpul 10 milliar. 


Ada pelajaran penting dari gerakan wakaf 10 ribuan per pekan ini. Berwakaf dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan untuk yang belum kerja sekalipun. Menyisihkan biaya hidup sepuluh ribu setiap pekan, rasanya dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk anak sekolah dasar. Tetapi yang Yang penting adalah dahsyatnya bila yang kecil dan sederhana itu dihimpun menjadi energi dahsyat. Energi wakaf adalah energi partisipasi massal dan tata kelola yang baik.


Wakaf tunai untuk mendirikan bank syari’ah dengan strategi 50 ribu setiap bulan setiap muwakif selama 2 tahun, tidak terlalu sulit untuk memenuhi persyaratan modal awal dalam pendirian bank syari’ah. Manfaatnya bukan hanya munculnya bank syari’ah milik umat, tetapi partisipasi sebagian besar muwakif meningkatkan keberkahan ekonomi dan menciptakan jariyah center. Investasi cerdas dunia akhirat.


Seperti filosofi bendungan, wakaf mengubah energi kecil yang terserak menjadi kekuatan besar dan manfaat yang meningkat berlipat ganda. Bukan hanya manfaat ekonomi yang dapat diraih, tetapi memasyarakatnya kesadaran bersama pemberdayaan ekonomi dari oleh dan untuk umat. Wakaf, mendistribusikan dan mengeakslerasi kemakmuran secara sistemik. Bila ekonomi konvensional bertujuan pencapaian kekayaan individual, maka wakaf adalah bagian dan praktik ekonomi syari’ah yang menciptakan kesejahteraan umum.


Sisi lainnya berbeda dengan bisnis individu yang bisa bangkrut. Bisnis boleh berhasil tetapi sulit melewati umur 200 tahun. Bisnis yang berhasil keuntungannya berputar pada pemilik dan pemilik modal. Wakaf dapat lestari, bahkan ada yang berusia melebihi 1.400 tahun, yaitu wakaf Sahabat Utsman Bin Affan. Tidak ada ceritanya wakaf mengalami kerugian, yang banyak cerita tentang keberhasilan dan berkembangnya aset wakaf, selain tentu saja manfaatnya. Al-Azhar dan Pondok Gontor tambah besar setelah menjadi lembaga wakaf. Karena kepemilikan wakaf menjadi selamanya milik umat, maka manfaatnya ‘abadi’ dan kebaikannya terjaga sepanjang masa.

24 September 2020

#136


4 komentar:

  1. Orang hrs dilibatkan dalam ide brilian, kalo cm contoh pengetahuan dan pngalaman, hal tsb sudah jd sesuatu yg membosankan

    BalasHapus
  2. Tulisan sebelumnya bro Aris, sudah diberi contoh penyerahan wakaf tunai. Jadi sudah dirintis bro, cumah bahasanya tidak vulgar, nanti jatuhnya ..... Afwan

    BalasHapus
  3. Mudah2an dapat terwujud sebagai jejak keilmuan dan warisan kebajikan pak Ahyar

    BalasHapus