Jumat, 29 Mei 2020

ORGANISASI PROFESI EKONOMI SYARIAH INDONESIA

Berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia, memasuki fase yang menggembirakan. Untuk memperkuat praktik keuangan syariah dan ekonomi syariah, maka hal paling penting adalah tersedianya sumber daya insani yang handal dan profesional.
Munculnya organisasi profesi syariah adalah sebuah indikasi kabar  baik.

Yang paling awal lahir MES, Masyarakat Ekonomi Syariah. Organisasi profesi ini berisi praktisi dan akademisi ekonomi syariah. Karena itu MES berkembang pesat baik di dalam maupun di luar kampus. Selanjutnya adalah IAEI, Ikatan Ahli Ekonomi Islam. IAEI berisi para akademisi di kampus kampus yang mengembangkan studi ekonomi syariah. Selain itu juga ada ESEI, Ekatan Sarjana Ekonomi Islam. Organisasi profesi ini ibarat yuniornya IAEI.

Khusus IAEI nyaris ketua umumnya selalu menteri keuangan. Jika pada dua periode sebelumnya ketua IAEI  adalah Bambang Brojonegoro, maka pada periode keempat ini kemungkinan akan dipegang oleh menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati. Hijrahnya pelaku ekonomi konvensional ke ekonomi syariah diantaranya dapat kita catat Bambang Brojonegoro, Anggito Abimanyu dan Sri Mulyani. Merupakan berita baik, karena para ekonom itu merupakan ekonom yang sudah kaliber internasional. Darah segar untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi Islam di Indonesia.

Khusus IAEI. Organisasi ini dilahirkan oleh akademisi, terutama dosen dosen ekonomi syariah. Karena sektor ekonomi syariah yang berkembang di tahap awal adalah keuangan syariah, maka anggota  IAEI awal yang terbanyak adalah akademisi keuangan syariah. IAEI dideklarasikan di Universitas Indonesia pada 3 Maret 2004. Pada usia 15 Tahun, IAEI berganti nahkoda,  dari Bambang Brojonegoro menteri BPN, kepada Sri Mulyani Indrawati, menteri keuangan dan mantan managing direktur Bank Dunia.

Bambang Brojonegoro dalam 2 periode kepemimpinannya mampu menarik ekonom ekonom konvensional masuk dalam gerbong ekonomi Islam. Selain meluasnya pangsa pasar keuangan syariah dan ekonomi syariah, ekonom syariah pun turut melebar. Kabar baik bagi masa depan ekonomi syariah di Indonesia.

Sesuai dengan perkiraan saya sebelum pemilihan presiden tahun 2019. Masuknya wakil presiden terpilih Kyai Ma'ruf Amin sebagai orang kedua di Republik ini, akan memperkuat posisi ekonomi syariah. Kesediaan SMI menjadi ketua IAEI adalah salah satu ihtiar Kyai Ma'ruf memperkuat ekonomi syariah di Indonesia. SMI  dikenal ekonom neo liberal. Masuknya SMI ke dalam IAEI sangat dihawatirkan banyak kalangan. Ekonomi syariah anti riba, sementara SMI  dengan bank dunia, adalah dedengkot riba.

Tapi kehawatiran itu dapat ditepis dengan pernyataan dan visi SMI  dalam kepemimpinan IAEI kedepan. SMI mempunyai pemahaman ekonomi syariah yang cukup baik, ia bahkan sudah memasukkan prinsip prinsip syariah dalam policy dan kebijakan serta implementasi ekonomi syariah pada departemen keuangan. Ia menggaris bawahi prinsip utama keadilan dalam ekonomi syariah sangat dibutuhkan Indonesia. Posisinya sebagai menteri keuangan akan memudahkan terlaksananya praktik ekonomi syariah dalam sistem ekonomi Indonesia.

SMI  mempunyai visi membawa ekonomi syariah tidak hanya di sektor moneter saja, tetapi ekonomi syariah sudah seharusnya memasuki sektor riel. Punya dampak terhadap pengentasan kemiskinan, penciptaan kesejahtreraan, produktifitas sektor produksi, berkembangnya indsutri halal peningkatan UMKM dan seterusnya.

SMI  juga mengusahakan sumber daya insani ekonomi syariah dapat berkiprah di dunia internasional misalnya di Islamic Development Bank dan lembaga kerjasama ekonomi internasional lainnya. Sehingga ekonomi syariah memainkan peran yang lebih penting di dunia internasional. Karenanya kerjasama internasional dan peningkatan SDM IAEI akan menjadi concern SMI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar