Jumat, 29 Mei 2020

NASEHAT DIRI DI IDUL FITRI


Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur dan tidak bergembira. Lebaran kita punya, bahagia kita yang menentukan. Kemenangan kita yang raih, Covid tidak akan dapat mengambil alih.

Lebaran berbeda, tidak meriah.
Alhamdulillah, masa ada kenangan indah dengan aneka kisah
Rindu pematang sawah dengan segala cerita
Rumput yang menyisakan embun
Aroma angin dan tarian emprit
Manyar, peking, belalang dan kepik aneka rupa
Kecipak ikan di sela padi yang manis bergerak gemulai
Padamu aku ingin kembali desaku yang permai

Lebaran sendiri, tidak bersama anak istri.
Alhamdulillah karena masih ada yang dimakan dan tidak punya hutang. Tidak sakit dan tidak punya masalah yang menghimpit.

Tidak bisa rekreasi.
Alhamdulillah masih dapat berkunjung ke kawan saudara di rantau meski terbatas. Dapat menyusur pantai, ke puncak gunung yang asri, ke hutan hutan yang sunyi, datang dan bersyukur dalam sendiri. Bertafakur, uzla, khalwat dan meditasi.

Tidak bisa anjangsana.
Alhamdulillah masih punya keluarga, banyak handai taulan dan kawan. Ada WA, ada video call, bisa bertelpon, bisa SMS, bisa berkirim ucapan selamat melalui media sosial. Bisa tetap senda gurau, bercanda.

Lebaran, makanan terbatas dan menu apa adanya.
Alhamdulillah bisa hidup lebih sehat, lambung bisa istirahat dari kerja berat. Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.

Penghasilan menurun.
Alhamdulillah masih punya penghasilan tetap, cukup untuk menunaikan kewajiban. Masih terlindungi, masih punya jaminan. Tidak madesu, masa depan suram.

Terkurung di rumah, tidak bisa ke mana mana.
Alhamdulillah masih bisa bertemu muka dan berbicara melalui media. Bisa produktif menulis dan membaca. Banyak waktu untuk berdoa dan olahraga

Frustasi sebab stress tanpa batas.
Alhamdulillah  tidak disertai rasa takut dan lapar seperti kondisi perang, seperti di Yaman, Suriah dan Palestina. Atau berada di negara yang tidak melindungi seperti Korea Utara, Myanmar atau Yaman. Masih lebih baik karena tidak dikejar setoran kewajiban. Masih bisa tidur nyenyak, kenyang dan tertawa lepas.

Kerjanya membosankan.
Alhamdulillah masih bekerja tidak di PHK. Masih jauh lebih baik dibandingkan yang mencari nafkah pagi, untuk makan sore. Lebih baik daripada yang dibayangi rasa hawatir pengurangan jam kerja. Lebih baik dibandingkan yang ingin bekerja tak punya keterampilan atau yang menyandang keterbatasan, atau yang dikejar kekhawatiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar